Pada masa kini, kosmetik sudah menjadi trend dan bahkan kebutuhan bagi para wanita. Tak sedikit platform yang menampilkan tutorial atau keahlian untuk menggunakan kosmetik, yang sering kita dengar sebagai berdandan atau make-up tutorial.
Saking mudahnya untuk ditemukan, anak-anak menjadi mudah sekali untuk melihat make-up tutorial ini. Tentu ini akan menjadi kekepoan tersendiri bagi anak, hingga kadang menjadikan riasan ibu sebagai mainan mereka secara diam-diam.
Meskipun make-up tutorial anak sering bermunculan, tidak menjadikan alasan bagi orang tua untuk membiarkan anak bermain dengan kosmetik terlalu dini. Seperti yang dikutip dari CNA, ada beberapa alasan medis mengapa anak kecil tidak baik menggunakan kosmetik.
Seperti kata dr. Lynn Chiam, pakar kulit dari Children & Adult Skin Hair Laser Clinic, kulit anak sangatlah tipis jika dibandingkan denga orang dewasa.
Ini artinya, fungsi penghalang bagi anak belum sesempurna orang dewasa. Hal ini memungkinkan kulit anak lebih rentan terhadap bahan-bahan yang mengiritasi kulit.
Penggunaan kosmetik bisa menyebabkan kulit kering, merah, gatal dan bahkan menjadikan kulit anak lebih sensitif terhadap keringat, panas dan bahan lainnya.
Selain itu, penggunaan kosmetik juga mengharuskan anak untuk membersihkan kosmetik secara menyeluruh. Karena punggunaan kosmetik tentunya akan menutupi pori-pori dan menyumbatnya.
Pembersihan kosmetik yang tidak optimal bisa membuat pori-pori anak menjadi tersumbat dan bahkan berujung pada jerawat.
Para ahli juga menegaskan bahwa penggunaan rias pada kuit wajah dan bibir bisa menyebabkan merah-merah dan gatal. Hal ini akan menyebabkan iritasi meski hanya sedikit.
Dokter juga menyarankan untuk orang tua membolehkan anak berusia paling tidak 16 tahun untuk membiarkan anak berdandan.
Tapi jika anak diharuskan menggunakan kosmetik pada acara tertentu, dokter merekomendasikan untuk menggunakan kosmetik berbahan dasar bubuk seperti bedak dan mengurangi yang berbentuk liquid atau cair. Kosmetik berbahan dasar bubuk dapat mengurangi resiko iritasi pada wajah.
Hal serupa juga berlaku pada cat rambut. Pahamkan pada anak bahwa kulit kepala anak lebih tipis dan sensitif.
Proses bleaching dan peawarnaan akan membuat kepala iritasi dan bahkan membuat rambut rusak.
Jika memang terpaksa, pewarna non permanen bisa menjadi solusi. Pewarna seperti kapur atau semprotan ini tidak meresap pada rambut maupun kulit, sehingga dapat meminimalkan iritasi.
Proses bleaching maupun pewarnaan rambut hendaknya boleh dilakukan ketika anak berusia 16-17 tahun.
Lalu bagaimana dengan kuteks?
Bahan-bahan kimia dalam kuteks sangat tidak direkomendasikan apalagi jika anak memiliki kebiasaan menggigit kuku atau makan dengan tangan.
Jika anak sudah kadung merengek untuk menggunakan kuteks, dokter hanya merekomendasikan maksimal 7 hari. Setelah itu, kuku harus dibersihkan dengan benar dan diberikan vitamin untuk kuku.
Itu dia dampak negatif menggunakan kosmetik bagi anak usia dini. Pahami bahwa setiap anak perempuan akan menggunakan kosmetik pada waktunya.
Jika anak terlalu kepo terhadap riasan, beritahukan secara perlahan dan sabar. Jangan membuat anak merasa tertekan dan malah menjadi berbohong.
Selain itu, penting sekali untuk memantau konten apa saja yang diakses anak. Komunikasi antar anak dan orang tua yang baik tentunya akan menjadi poin penting dalam menyikapi sebuah masalah. Semoga bermanfaat!